|
|
|
|
|
|
|
| Topics >> by Abu Ubaidillah >> Sikap Hidup Orang Agama Kristen |
| Sikap Hidup Orang Agama Kristen Photos Topic maintained by Abu Ubaidillah (see all topics) |
||
| yukristen.com Sangat menarik untuk dicatat bahwa Khotbah di Bukit adalah serangkaian khotbah yang sangat terstruktur. Dalam pasal 5 dan 6, Yesus berbicara tentang diri atau identitas Kristen, bagaimana orang Kristen harus memiliki karakter seperti Kristus. Yesus menetapkan standar yang tinggi untuk karakter pengikutnya. Kristen harus memiliki karakter yang unggul dunia, sehingga perbedaan terlihat antara pengikut Kristus dan siapa yang tidak. Kemudian dalam bab 7, Yesus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan orang lain dan Bapa Surgawi kita. Jika kita memiliki karakter Kristus, maka kita harus berlatih itu. Dalam membaca teks ini ada tiga sikap yang perlu menjadi pengikut Kristus. 1. Sikap terhadap saudara-saudara (ayat 1-5,12) Sebuah. Jangan menilai (1-5) Yesus secara khusus mengangkat masalah ini karena sikap ini sering kita lakukan dan sering kita tidak menyadari bahwa kita sudah melakukannya. Seringkali kita akan melihat kesalahan atau kekurangan dari saudara-saudara kita yang hanya sedikit tapi tidak menyadari kesalahan rahasia besar yesus kristus kekurangan kita yang banyak. Larangan Yesus kepada hakim tidak berarti menutup mata terhadap kesalahan dan kekurangan dari saudara-saudara kita. Yesus tidak dimaksudkan untuk menghilangkan sikap kritis kita untuk menyatakan kesalahan orang lain. Pembatasan ini tidak membuat kita takut untuk menyatakan kesalahan atau memberikan kritik kepada orang lain jika memang perlu dilakukan. Sebaliknya, yang berarti hakim adalah: · Mencoba untuk menemukan kesalahan dengan orang lain untuk menjatuhkannya. · Memberikan cap atau label atau nama panggilan pada seseorang ketika orang itu tidak seperti itu. orang yang mungkin memiliki dilakukan sesuatu yang salah, tetapi tidak menjadi kebiasaan. · Menyalahkan atau menuduh seseorang sebelum mengetahui masalah yang sebenarnya, maka menghukum orang tersebut. · Menganggap diri Anda selalu benar dan orang lain selalu salah. Sikap seperti yang dikatakan oleh Yesus sebagai menghakimi. b. Memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan (ayat 12) Dalam ayat 1-5, Yesus melarang kita untuk menilai untuk menemukan kesalahan, menuduh, menaruh cap pada orang lain karena kita tidak lebih baik daripada yang lain. Kami masih manusia yang masih bisa bersalah Yesus menyarankan bahwa kita menghargai dan menjaga perasaan sesama kita. Kita tentu ingin diperlakukan dengan baik, maka kita harus terlebih dahulu bersikap dan memperlakukan orang lain dengan baik. Jika kita ingin dihargai, kita harus menghormati orang lain. Jika kita ingin orang tersenyum pada kami, tersenyum pertama. Jika kita tidak ingin dibenci, jangan membenci orang lain. Yesus berkata bahwa ayat ini adalah inti dari hukum. Jika kita sudah melakukan dan kami telah melakukan praktek hukum. Jadi mari kita memperlakukan saudara-saudara berpikir seperti yang kita ingin diperlakukan. 2. Sikap terhadap "anjing" dan "babi" Sepintas kita bisa mendengar kata-kata ini terkejut karena tampaknya sangat kasar, padahal sebelumnya Yesus mendorong kita untuk berbuat doa untuk melaknat dalam islam baik kepada orang lain. Tentu saja ada alasan Yesus berkata begitu. Salah satu alasannya adalah karena Yesus adalah orang yang jujur dan tidak suka kompromi. Jika ya, berkata 'ya', jika tidak untuk mengatakan 'tidak'. Yesus bersikap baik kepada orang lain, tetapi dalam kasus-kasus tertentu yang terutama dalam kaitannya dengan kebenaran, Yesus bertindak tegas tanpa kompromi. Di beberapa bagian Injil kata-kata Yesus yang keras. Yesus berani mengatakan Herodes Antipas sebagai serigala atas kejahatannya (Lukas 13:32), Yesus disebut para ahli Taurat dan orang-orang Farisi "bercat putih makam dan 'ular beludak' (Mat 23:. 27,33) karena kemunafikan mereka, Kami tidak menghakimi, menuduh, mencari-cari kesalahan orang lain, tetapi jika ada terjadi kesalahan tidak boleh disembunyikan atau kompromi. Lalu siapa. |
||
|
||