photo sharing and upload picture albums photo forums search pictures popular photos photography help login
Topics >> by >> sariagri_nbsppengawas_ke

sariagri_nbsppengawas_ke Photos
Topic maintained by (see all topics)

“Ini sangat kering, kami memulai tahun lalu dengan profil lapisan tanah yang memadai. Namun seiring berlalunya tahun, kami kekerungan banyak hujan tahun lalu. Dan saat kami menggali, tidak banyak kelembaban sama sekali di tanah,” kata Gordon Andersen, seorang petani di Beresford, South Dakota.
Dikatakan Andersen, di beberapa daerah tempatnya, para petani cukup berani untuk mulai menanam dengan kedalaman 4 inchi dengan sedikit kelembapan tanah yang tersisa. Dengan harga komoditas yang mencepai level tertinggi dalam beberapa tahun ini, menurut Andersen menanam saat kering bukan risiko yang baik untuk diambil saat ini.
“Kami harus menanam, tapi saya hanya berfikir menunggu sampai hujan turun, saya akan ambil sikap yang lebih baik,” ungkapnya seperti dikutip Agweb.
Berdasarkan laporan USDA Crop Progress yang terbaru mengungkapkan South Dakota adalah salah datu dari 14 negara bagian tanpa kelembaban pada lapisan atas tanahnya.
Baca Juga: Harga Jagung Menguat Naik Karena Kekhawatiran Pasokan Global Ketepatan Waktu Pemupukan pada Jagung Kurangi Emisi Gas Berbahaya
Kekeringan yang parah dan kelembaban yang sangat rendah di tanah, menyebabkan beberapa petani menggali lubang tanam lebih dalam sebagai cara untuk menemukan kelembaban tanah.
Laporan USDA menunjukkan bahwa 25 persen tanaman jagung di South Dakota telah ditanam dengan kecepatan di atas rata-rata. Harga jagung yang tinggi semakin menekan petani segera tanam untuk mendapatkan panen di saat yang tepat dengan harga yang baik seperti saat ini.
Peternakan “Namun saya belum menanam, saya telah memberikan banyak pupuk sebelumnya di tanah, dan saya tidak benar-benar ingin menanam dalam waktu sedini ini. Kami belum pernah mengalami hujan, sehingga tiga inci bagian atas lapisan tanah sangatlah kering, dan saya rasa saya ingin melihat hujan terlebih dahulu agar dapat menanam jagung,” jelas Andersen.
Andersen menambahkan, karena kondisi kemarau di AS terus memburuk, bagi petani seperti di daerah South Dakota adanya hujan sangat dibutuhkan mereka agar dapat mendorong hasil panen tahun ini.
“Kami membutuhkan hujan yang sangat tepat waktu, karena sudah tidak ada kelembaban lagi di bawah tanah,” imbuh Anderson.
Video terkait:




has not yet selected any galleries for this topic.