Dr. Moshiel Biton merupakan CEO dan satu diantara pendiri Addionics, perusahaan tehnologi battery yang sediakan Elektroda 3D Cerdik yang dimaksimumkan AI buat penyimpanan energi angkatan selanjutnya. Perubahan ekonomi global ke elektrifikasi yang semakin makin tambah meluas udah mempertingkat permohonan battery yang lebih bertahan lama dan pengisian bisa lebih cepat di semuanya industri tergolong transportasi, electronic customer, fitur klinis, dan penyimpanan energi perumahan. Sementara fungsi dari perubahan ini dimengerti dengan bagus, realitanya pembaruan battery tak searah dengan tekad warga.
Dengan laporan yang mengasumsikan kesempatan 40% jika temperatur dunia bakal naik sepanjang 5 tahun di depan melebihi batasan 1,5 derajat Celcius yang dikukuhkan dalam persetujuan cuaca Paris, terang jika tak ada saat yang kebuang buat membentuk angkatan selanjutnya. battery, yang bisa secara mudah memerlukan waktu sepuluh tahun kembali buat seluruhnya dikomersialkan.
Buat penuhi penekanan yang bertambah buat elektrifikasi, pendekatan yang sungguh-sungguh anyar buat membuat battery yaitu salah satu trik untuk menskalakan battery isi ulangi dengan lumayan cepat buat mengungkung emisi gas rumah kaca secara global serta mengelak skenario terjelek untuk kritis cuaca.
Halangan pembaharuan battery Waktu beberapa dasawarsa paling akhir, ahli battery, pencipta mobil, penyuplai Tier 1, investor, dan faksi yang lain mau melistriki udah menggunakan miliaran dolar secara global buat membikin battery angkatan selanjutnya dengan focus terlebih pada kimia battery. Tetapi industri masih bergelut dengan 2 rintangan tehnis fundamental penting yang membatasi proliferasi battery:
1. Tradeoff energi/daya: Seluruh battery yang dibuat sekarang ini hadapi tradeoff energi-ke-daya. Battery bisa simpan bisa lebih banyak energi atau bisa isikan/kosongkan bisa semakin cepat. Dalam soal kendaraan listrik, ini memiliki arti tidak ada satu battery lantas yang bisa sediakan pengisian daya jarak jauh serta cepat. 2. Perbedaan anoda-katoda: Technologi battery paling prospektif sekarang mengoptimalkan kepadatan energi anoda, elektroda negatif dari pasangan elektroda yang membuat tiap-tiap sel battery lithium-ion. Tetapi, anoda udah punyai kerapatan energi yang semakin besar dibanding teman positifnya, katoda. Kepadatan energi katoda selanjutnya harus sama dengan anoda buat mendapati kemampuan penyimpanan energi terbanyak dari ukuran battery tersendiri. Tiada inovasi dalam menambah kepadatan energi katoda, beberapa dari tehnologi battery sangat menarik waktu ini tidak dapat berikan kapasitas penuhnya. Sama dengan yang ada sekarang, battery lithium-ion yang sangat umum dipakai tidak bisa penuhi keperluan beragam terapan hari depan yang serba listrik. Banyak sejumlah perusahaan udah berusaha untuk menanggulangi tuntutan ini lewat kimia battery anyar buat memaksimalkan rasio kepadatan daya pada energi yang tinggi untuk beberapa tingkat kesuksesan, akan tetapi amat sedikit yang dekati perolehan metrik kemampuan yang dibutuhkan untuk rasio massal serta komersilisasi.
> Kelanjutannnya, tehnologi juara dalam perlombaan ke arah elektrifikasi keseluruhan bisa menjadi yang mempunyai imbas sangat penting pada performa, turunkan cost, serta kompatibilitas dengan infrastruktur manufacturing yang ada.
Apa battery solid-state yakni cawan suci? Periset battery sudah mengusahakan battery solid-state jadi cawan suci technologi battery sebab kekuatannya buat gapai kepadatan energi yang tinggi serta kenaikan keamanan. Tetapi, sampai waktu ini, technologi itu udah tidak berhasil dalam prakteknya.
 Battery solid-state punya kerapatan energi yang semakin tinggi serta mempunyai potensi makin aman lantaran tidak gunakan elektrolit cair yang gampang terbakar. Akan tetapi, tehnologi ini masih anyar lahir serta punya jalan panjang buat sampai komersilisasi. Proses manufacturing battery solid-state mesti ditambah untuk turunkan cost, terpenting untuk industri otomotif yang memiliki tujuan buat sampai pengurangan cost agresif serendah $50/kWh di beberapa tahun kedepan.
https://teknotbr.com/ Kendala signifikan yang lain untuk mengaplikasikan technologi solid-state merupakan minim kepadatan energi keseluruhan yang bisa diletakkan dalam katoda per unit volume. Pemecahan yang terang buat masalah ini merupakan miliki battery dengan katoda yang lebih tebal. Akan tetapi, katoda yang lebih tebal dapat kurangi kestabilan operator dan termal battery. Ketakstabilan itu mengakibatkan delaminasi (gaya kegagalannya di mana material pecah jadi lapisan), retakan dan pembelahan — semua menimbulkan ketidakberhasilan battery prematur. Disamping itu, katoda yang lebih tebal membataskan difusi dan kurangi daya. Hasilnya yakni ada batasan efektif buat ketebalan katoda, yang membataskan kapabilitas anoda.
ambil bahan dengan silikon Dalam beberapa kasus, perusahaan yang meningkatkan battery berbasiskan silikon memasukkan sampai 30% silikon dengan grafit buat mempertingkat kepadatan energi. Battery yang dibikin oleh Sila Nanotechnologies yakni contoh perumpamaan pemanfaatan kombinasi silikon untuk tingkatkan kepadatan energi. Pendekatan lain yakni dengan memanfaatkan 100% anoda silikon murni, yang dibatas oleh elektroda yang paling tipis dan ongkos produksi yang tinggi, buat mendatangkan kepadatan energi yang bertambah tinggi, seperti pendekatan Amprius.
Sementara silikon memberinya kepadatan energi yang semakin lebih besar, ada kekurangan berarti yang batasi aplikasinya hingga sampai saat ini: Bahan alami pengembangan serta penyusutan volume waktu isi dan kosongkan, membataskan saat gunakan battery serta kapasitas. Ini ke arah di kasus degenerasi yang sebaiknya diakhiri oleh produsen sebelumnya diambil secara komersil. Lepas dari rintangan itu, sejumlah battery berbasiskan silikon telah dipakai secara komersil, termaksud di bagian otomotif, di mana Tesla pimpin dalam adopsi silikon untuk EV.
Kewajiban buat elektrifikasi butuh focus anyar di kreasi battery Perkembangan arsitektur battery dan design sel membuktikan janji yang penting untuk buka penyempurnaan dengan kimia battery yang ada serta yang anyar tampak.
Kemungkinan yang sangat mencolok dari sudut pandang arus inti yakni sel battery "biskuit timah" Tesla yang dikeluarkan perusahaan di Hari Battery 2020. Ini masih memanfaatkan kimia lithium-ion, akan tetapi perusahaan meniadakan tab di sel yang berperan sebagai titik jaringan positif dan negatif di antara anoda serta katoda dan casing battery, dan jadi tukarnya gunakan bentuk sirap di sel. Transisi rancangan ini menolong kurangi cost produksi sekalian menaikkan jarak menempuh serta melenyapkan banyak kendala termal yang bisa dijumpai sel waktu pengisian cepat dengan listrik DC.
Peralihan dari susunan elektroda 2D tradisionil ke susunan 3D yakni pendekatan yang lain mendapat daya magnet di industri. Susunan 3D mendatangkan energi tinggi dan kemampuan daya tinggi baik di anoda ataupun katoda untuk tiap bahan kimia battery.
Walaupun masih juga dalam babak R&D serta pengetesan, elektroda 3D sudah menggapai kemampuan yang bisa dijangkau 2x makin tinggi, waktu pengisian 50% semakin sedikit, dan saat gunakan 150% makin lama untuk produk berkapasitas tinggi pada harga beradu di pasar. Oleh lantaran itu, buat menaikkan kekuatan battery untuk buka kapasitas penuh penyimpanan energi buat beberapa terapan, penting buat meningkatkan jalan keluar yang mengedepankan pada perombakan susunan fisik battery.
Jadi pemenang perlombaan battery Bukan sekedar penambahan performa yang dapat menjadi pemenang perlombaan battery, dan juga memperbaiki produksi dan pengurangan ongkos. Untuk tangkap market share battery yang menggelembung yang diantisipasi sampai $279,7 miliar di tahun 2027, sekian banyak negara di pelosok dunia harus mendapati teknik buat sampai produksi battery mempunyai biaya rendah dalam jumlah besar. Mengedepankan pemecahan "drop-in" serta metoda produksi inovatif yang bisa dipadukan dengan lajur perakitan dan material yang ada menjadi kuncinya.
Ide Tugas Amerika administrasi Biden menyorot utamanya produksi battery lokal untuk maksud negara tersebut jadi pimpinan dalam elektrifikasi sembari penuhi obyek pengurangan karbon yang berambisi. Loyalitas sesuai ini bakal permainkan andil kunci dalam menentukan siapa yang bisa menjaga kelebihan bersaing krisis di ruangan battery serta ambil sisi paling besar dari pasar EV global sebesar $ 162 miliar.
Selanjutnya, tehnologi juara dalam perlombaan ketujuan elektrifikasi keseluruhan akan jadi yang punya imbas amat penting di kemampuan, turunkan cost, serta kompatibilitas dengan infrastruktur manufacturing yang ada. Dengan ambil pendekatan holistik serta lebih focus di pembaharuan rancangan sel sembari pula menyelesaikan kimia terutama, kami bisa gapai cara setelah itu dalam kemampuan battery serta komersilisasi cepat yang paling diperlukan dunia.
|