SariAgri - Guna menekan tingginya angka stunting banyak dijumpai di pelosok negeri Indonesia, Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) turun gunung ke desa-desa pinggir hutan untuk mengkampanyekan masyarakat agar gemar makan ikan.
Berita Perikanan
Salah satunya seperti yang terlihat di Desa Panduman, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Berdasarkan data yang ada, Desa Panduman mencatat angka tertinggi penderita stunting di Kabupaten Jember.
Selain itu urutan kedua tertinggi untuk anak penyandang stunting yakni Desa Jambe Arum, Kecamatan Sumber Jambe, Jember.
“Angka anak penyandang stunting di Desa Panduman ini memang cukup tinggi. Pada balita usia 0 hingga dua tahun mencapai 35 anak dan tertinggi angka stunting terjadi pada anak diatas usia 3 tahun sebanyak 137 anak,“ kata petugas rumah sehat Desa Panduman, Yesi kepada SariAgri, Kamis (8/4).
Yesi mengatakan, penyebabnya tingginya angka stunting di desanya adalah disebabkan kurangnya kesadaran warga dalam menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya asupan gizi terutama konsumsi ikan.
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Trisnaningsih menyebutkan selain Kabupaten Jember yang memiliki angka stunting tinggi, terdapat 111 kabupaten/kota di Indonesia yang saat ini perlu penanganan serius dari KKP.
Oleh karena itu pihak KKP sudah melakukan pendekatan persuasif kepada masyarakat dengan memberikan paket berupa produk-produk olahan ikan binaan yang mengandung protein dan gizi tinggi yang baik untuk pertumbuhan fisik anak.
Paket gemar makan ikan sebanyak 56 ribu disalurkan untuk menstimulasi masyarakat desa di seluruh Indonesia demi mencegah terjadinya penambahan anak penderita stunting.
“Kegiatan kampanye gemar makan ikan tahun ini terselenggarakan di 112 kabupaten kota di seluruh Indonesia, yang tersebar di 21 propinsi dengan pembagian 56.000 paket makanan berbahan olahan ikan,” kata Direktur Bina Mutu Dirjen PDS KKP, Trisnaningsih.