Dari Isak perjalanan masih menelusuri tanjakan dan turunan lembah terus dilalui melewati desa Uning dan Linge. Diperbukitan yang sunyi dari kendaraan ini kami melihat satu Sekolah Dasar swasta dipinggir jalan raya yang kondisinya sangat menyedihkan dan bentuknya seperti...ah malu rasanya menyebutkan seperti apa bentuknya.
Timbul pertanyaan dihati kami, kemana IDT perginya ?, masih adakah sekolah seperti ini dibumi Indonesia ini ( silahkan lihat fotonya ) ?. Setelah beberapa kilometer kemudian, disini pula KAMI menyaksikan pemandangan yang cukup mengenaskan. Bukit-bukit yang seharusnya hijau karena dipenuhi oleh hutan Pinus Merkusi nampak terlihat coklat kuning dan botak-botak karena dipangkas untuk menyuplai kayu ke pabrik kertas. Truk-truk berat Volvo Penta 500 tenaga kuda mengangkut kayu bersiliweran dijalan tanah yang dibuat khusus seperti jalan labirin dan ujungnya entah kemana tidak kami ketahui. Bukit-bukit sudah pitak-pitak tak beraturan (persisi seperti kepala anak-anak Metal yang dicukur jabrik sana-sini).